PSN Reklamasi Laut Surabaya Ancam Ekonomi Nelayan

Jakarta – Sejumlah warga Surabaya yang tergabung dalam Forum Masyarakat Madani Maritim (FM3) mendesak pemerintah menghentikan Proyek Strategis Nasional Surabaya Waterfront Land (PSN-SWL). Selain berdampak terhadap ekonomi, PSN tersebut juga merusak lingkungan.

Penolakan itu disampaikan Koordinator FM 3, Heroe Budiarto saat bertemu dengan sejumlah anggota Komisi IV DPR RI,Riyono, Reni Astuti, Sonny Tri Danaparamita, I Ketut Suwendra dan Agus Ambo Djiwa di gedung DPR RI, Rabu (22/1/2025).

Adapun FM3 merupakan forum gabungan dari 44 elemen masyarakat, seperti kelompok nelayan, petani tambak, LPMK di belasan kelurahan terdampak, LBH, Majelis Lingkungan Hidup PDM Surabaya, BEM, OKP, HNSI, KNTI, dan banyak organisasi lainnya.

BACA JUGA: Sosok Kholid Nelayan Ternyata Melawan sejak Penambangan Pasir Laut, Sekarang Pagar Laut Tangerang

“Istilahnya kami ini sambat. Kami datang ke sini jauh-jauh dari Surabaya untuk menyampaikan dengan tegas bahwa kami menolak rencana PSN-SWL yang tentu akan berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan, khsusunya ekonomi,” kata Heroe.

Heroe mengeluhkan bahwa PSN menjadi agenda prioritas yang diberi label wajib oleh Pemerintah Pusat dan harus dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi sebagai kepanjangan tangan. Hal ini yang menghambat langkah mereka untuk mendesak rencana proyek ini dibatalkan.

“Masalahnya proyek ini sifatnya wajib. Harus. Sesuai terminologinya. Kami sudah berupaya di level Pemkot dan DPRD Surabaya. Tanggapannya bagus. Yang tidak bagus di DPRD dan DKP di tingkat provinsi. Semuanya jadi serba salah,” ujar Heroe.

Rencana proyek SWL lokasinya persis di area tangkapan para nelayan sehari-hari seluas 1804 Hektare.

Tanggapan DPR

Sementara, Anggota Komisi IV Riyono menerima masukan, saran, dan pendapat perwakilan FM3 dengan baik. Ia menanggapi bahwa ia dan tim pasti akan membantu secara maksimal dan turut mendampingi segala dinamika yang dihadapi.

Terlebih, sebagaimana ujarnya, ia juga memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi situasi serupa dan memiliki karir pendidikan ilmu kelautan di tingkat S1, S2, dan S3 yang saat ini ia jalani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *