Jakarta – Pondok Pesantren Al Zaytun dinilai bisa melahirkan gerakan yang radikal, ekstrem bahkan intoleran oleh Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siradj.
Said Aqil Siradj menyatakan bahwa Al Zaytun sebagai komunitas dan ekosistem tertutup serta eksklusif harus diperiksa karena memiliki gaya hidup yang terpisah dari masyarakat umum.
Menurut Said Aqil, Al Zaytun yang tertutup dan eksklusif memungkinkan adanya kamuflase untuk menggerakkan tata nilai radikal, ekstrem, dan intoleran. Ia mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi embrio gerakan anti-NKRI, terutama dengan latar belakang dan perilaku pimpinan pesantren yang memiliki kaitan dengan NII (Negara Islam Indonesia) dan sejumlah fakta terkait gerakan, jejaring, dan alumni pesantren tersebut.






