DPR dan IMA Desak Pemerintah Hentikan Pembangunan Pabrik Nikel Baru

Jakarta – Anggota DPR dan Indonesian Mining Association (IMA)  minta rencana pembangunan pabrik nikel baru dihentikan karena cadangan menipis.

Hal ini berdasarkan kekhawatiran terhadap habisnya cadangan nikel Indonesia dalam 7 tahun.

Pertimbangan Pasokan Smelter sebagai Dasar Keputusan

Djoko Widajatno dari Indonesian Mining Association (IMA) mengungkapkan bahwa penipisan cadangan nikel di Indonesia terkait dengan rencana perluasan pabrik pengolahan nikel yang diharapkan akan beroperasi penuh.

Menurut Djoko, dari 132 rencana smelter, dibandingkan dengan 22 smelter yang telah ada, kebutuhan bijih nikel diperkirakan meningkat hingga 4 kali lipat, mencapai 497 atau 400 juta ton nikel basah. Situasi ini diperkirakan akan mengakibatkan sisa cadangan hanya bertahan selama 7 tahun.

Djoko juga memproyeksikan penyelesaian pembangunan 136 smelter pada tahun 2025.

“Idealnya, penyelesaian 136 smelter ini akan tercapai pada tahun 2025. Sementara itu, kebutuhan saat ini masih berkisar pada 200 juta ton, sehingga masih memungkinkan bertahan selama 7 tahun dengan situasi saat ini,” kata Djoko dalam program Mining Zone CNBC Indonesia, Selasa (15/8/2023).

Tanggapan Terhadap Kelambanan Pemerintah dalam Mengatasi Kekurangan Cadangan Nikel

Mulyanto, anggota Komisi 7 DPR RI, menilai pemerintah lamban dalam merespons masalah menipisnya cadangan nikel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *