Pada saat kejadian, speedboat membawa 34 penumpang. Di antaranya, 28 orang merupakan tim Benny Laos, sedangkan sisanya adalah awak kapal. Beberapa penumpang lain termasuk istri Benny, calon wakil gubernur Malut Sabrin Sehe, dan calon bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes.
Peristiwa ini mengingatkan pentingnya himbauan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mematikan mesin saat mengisi BBM. Pengisian BBM dengan mesin menyala memiliki beberapa dampak yang sangat berbahaya.
Potensi Kebakaran
Mematikan mesin kendaraan saat mengisi BBM mencegah kebakaran. Ketika mesin menyala, segitiga api dapat terbentuk. Segitiga ini terdiri dari uap BBM, oksigen, dan sumber panas dari mesin. Jika segitiga api terbentuk, risiko kebakaran akan meningkat.
Aliran Listrik Statis
Bahaya lainnya adalah aliran listrik statis yang dapat terbentuk saat mengisi BBM dengan mesin hidup. Aliran ini dapat menyebabkan muatan listrik yang tidak seimbang di dalam atau di sekitar selang bensin, yang berpotensi memunculkan percikan api.
Uap bahan bakar di sekitar selang bisa dengan mudah tersulut dan memicu kebakaran. Selain itu, penggunaan ponsel saat mengisi BBM juga dapat memperparah risiko ini, karena aliran listrik statis dari ponsel juga berkontribusi terhadap potensi percikan api.
Ignitabilitas Bensin yang Tinggi
Bensin sangat mudah terbakar. Uap bensin yang terbentuk selama pengisian bisa terbakar jika mendekati sumber api. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mematikan mesin saat mengisi BBM.
BACA JUGA:Â Penyebab Sound Horeg Terbakar, Karnaval di Pasuruan Rugi Besar
Tragedi yang menimpa Benny Laos dan rombongannya mengingatkan kita untuk selalu waspada. Mematikan mesin saat pengisian BBM adalah langkah kecil yang dapat mencegah kecelakaan besar.